Tasikmalaya,jawa barat.
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Tasikmalaya (MTs N 2 Kota Tasikmalaya) memperingati Hari Guru Nasional dengan meluncurkan dua buku karya siswa dan guru.
"Peluncuran buku ini adalah kado yang kami persiapkan dalam rangka Hari Guru Nasional 2022," ungkap Kepala MTsN 2 Kota Tasikmalaya Asep Saepul Mikdar, Jumat (25/11/2022).
Dua buku yang diluncurkan masing-masing berjudul Bunga Rampai Madrasah di Era Digital dan Anak Tsanawiyah Berkisah.
“Buku ini merupakan karya besar. Buku pertama adalah berjudul Bunga Rampai Madrasah di Era Digital hasil buah karya 20 orang guru," tutur Asep.
"Sementara buku kedua berjudul Anak Tsanawiyah Berkisah, merupakan karyasumbangsih dari 16 siswa MtsN 2 Kota Tasikmalaya,” imbuhnya.
Asep menuturkan, penulisan buku ini dilaksanakan dalam rangka mensosialisasikan program Kemenag yakni moderasi beragama dan transformasi digital madrasah.
"Kita melaksanakan transformasi digital adalah mencoba launching perpustakaan digital. Hal yang sama coba diterapkan dalam judul buku dengan judulnya madrasah di era digital," papar Asep.
Sementara Kepala Tata Usaha MTs N 2 Kota Tasikmalaya Hendri Hendarsah menuturkan penerbitan buku ini merupakan upaya membangun literasi di lingkungan pendidikan.
"MTs Negeri 2 Kota Tasikmalaya adalah sekolah keagamaan yang sedang membangun dunia literasi setingkat madrasah tsanawiyah di Kota Tasikmalaya Tasikmalaya. Giat literasi dari sekadar wacana ditransformasikan menjadi berkarya," papar Hendri yang juga merupakan inisiator penerbitan buku ini.
Kepala Kantor Kemenag Kota Tasikmalaya, Supriana mengapresiasi penerbitan dua buku ini. "Ini luar biasa. Kami mengucapkan terima kasih kepada MTs N 2 Kota Tasikmalaya karena bisa menghasilkan dua karya buku. Bukan hanya karya guru namun juga karya siswa,” tutur Supriana.
Ia berharap budaya menulis di MTs N 2 Kota Tasikmalaya terus dipupuk dan dikembangkan.
“Menulis itu sebuah keterampilan atau skill dan tidak semua orang orang memiliki kemampuan seperti itu, karenanya buku ini merupakan karya yang luar biasa. Budaya menulis ini, harus diteruskan,” imbuh Supriana./kemenag/red
0 Komentar
selalu santun dan layak dibaca