Ticker

12/recent/ticker-posts

LARANGAN MENGIKUTI TANPA ILMU (TAQLID)

 

Penulis : Abu Khifnillah

Dalam ber-Islam, seseorang tidak diperkenankan untuk mengikuti sesuatu yang tidak dilandasi dengan ilmu. Jika mengikuti sesuatu tentang apapun apalagi tentang ber-Diinul 

Islam, maka hal inilah yang disebut dengan taqlid. Hal ini dilarang dalam Islam, sebagaimana 

dijelaskan dalam Al-Qur‘an :

وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا

"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."

(QS. Al-Isra' 17: Ayat 36)

Dalam ayat ini Allah melarang kita mengikuti apa apa yang tidak kita ketahui ilmunya dari Allah dan Rasulnya. Untuk mengetahui ilmu-Nya, Allah juga telah memberikan perangkat ilmu yaitu Pendengaran, Penglihatan dan Hati, yang berfungsi untuk memahami petunjuk Al-

Qur‘an dan Sunnah Rasul.

Bahkan ketika perangkat ilmu ini tidak digunakan dalam rangka memahami ilmu Allah, maka 

konsekuensinya adalah seperti hewan ternak. Apa maksudnya? Hewan ternak itu kalau dihalau kesana ya kesana, kalau digiring kesini ya ikut. Artinya manusia yang tidak menggunakan perangkat ilmu untuk memahami Ilmu (AYAT) Allah akan terombang ambing tidak punya pendirian yang teguh. Disisi lain, hewan kerjaannya hanyalah makan, tidur, buang air semata. Maka dengan Allah memberikan Perangkat ilmu berupa pendengaran, penglihatan dan hati, agar manusia bisa berbeda dengan makhluk Allah yang lain. Karena apa yang kita ikuti dan kerjakan, nantinya akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan 

Allah Subhanahu wa ta'aala.

Berikut ayat yang menjelaskan tentang konsekuensi manusia yang tidak mempergunakan 

perangkat ilmu :

وَلَـقَدْ ذَرَأْنَا لِجَـهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَا لْاِ نْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اٰذَا نٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَا ۗ اُولٰٓئِكَ كَا لْاَ نْعَا مِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ

"Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."

(QS. Al-A'raf 7: Ayat 179)

Bahkan Allah telah membekali perangkat ilmu ini sejak manusia keluar dari rahim Ibunya. 

Perhatikan ayat berikut :

وَا للّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا ۙ وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَا لْاَ بْصٰرَ وَا لْاَ فْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur."

(QS. An-Nahl 16: Ayat 78)

Coba perhatikan perkembangan bayi ketika baru lahir, organ yang berfungsi terlebih dahulu adalah pendengaran, kemudian penglihatan baru yang selanjutnya adalah rasa (hati). Inilah 3 perangkat ilmu untuk memahami Islam sebagai Diin yang haq. 

Tanpa ilmu, amal kita tidak diterima, sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

مَنْ بِغَيْرِ عِلْمٍ يَعْلَمُ عَمَلُهُ مَرْدُوْدَةٌ عِنْدَ اللهِ لَا تُقْبَلُ

Artinya : “Barang siapa yang tanpa dengan ilmu dalam mengamalkan amalnya maka sia-sia, tidak diterima disisi Allah”

Marilah kita awali setiap keyakinan dan amalan dengan ilmu agar luruslah niat kita dan tidak terjerumus dalam 'aqidah-ibadah-mu'amalah yang tidak ada tuntunannya dari Allah dan Rasul-

Nya. Ingatlah bahwa suatu amalan yang dibangun tanpa dasar ilmu malah akan mendatangkan kerusakan dan bukan kebaikan. Apalagi ilmu tentang akidah sebagai pondasi/akar dalam berDiinul Islam.

Sebuah kenyataan bahwa di negeri kita yang penduduknya mayoritas kaum muslim, tapi dalam kehidupan sehari-hari banyak yang tidak dilandasi dengan ilmunya Allah. Walaupun niat kita adalah membangun dan memperbaiki kondisi negeri ini , tapi yang akan kita dapati hanyalah kerusakan negeri yang lebih banyak dari pada kebaikan.

'Umar bin 'Abdul 'Aziz mengatakan,

مَنْ عَبْدُ اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَايُفْسِدُ اَكْثَرَ مِمَّايُصْلِحُ

Artinya : "Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat 

banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan." (Al Amru bil Ma'ruf wan Nahyu 'anil 

Mungkar, hal. 15)

Janganlah kita termasuk orang yang mengabaikan ilmunya Allah dan memilih untuk taqlid kepada apa-apa yang telah dikatakan dan dilakukan oleh nenek moyang kita terdahulu.

Sebagaiman dijelaskan dalam firman Allah :

وَاِ ذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّبِعُوْا مَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ قَا لُوْا بَلْ نَـتَّبِعُ مَاۤ اَلْفَيْنَا عَلَيْهِ اٰبَآءَنَا ۗ اَوَلَوْ كَا نَ اٰبَآ ؤُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَ شَيْئًـا وَّلَا يَهْتَدُوْنَ

"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab, "(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya)." Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapat petunjuk."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 170)

Dan juga firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikut ini :

اِتَّبِعْ مَاۤ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ وَاَ عْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ

"Ikutilah apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepadamu (Muhammad); tidak ada tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik."

(QS. Al-An'am 6: Ayat 106)

Semoga Allah jadikan diri kita sebagai generasi yang berbuat (beramal) sesuai dengan ilmu yang diturunkan Allah , sehingga kita termasuk orang-orang yang bersyukur .

Aamiin .... Yaa Rabbal 'Aalamiin 

Wallahu a'lam bish-shawab.

Posting Komentar

4 Komentar

selalu santun dan layak dibaca