Ticker

12/recent/ticker-posts

LARANGAN PENGKULTUSAN KEPADA ORANG-ORANG ALIM



Oleh : KH. NURFATWA

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

اتَّØ®َØ°ُوا Ø£َØ­ْبَارَÙ‡ُÙ…ْ ÙˆَرُÙ‡ْبَانَÙ‡ُÙ…ْ Ø£َرْبَابًا Ù…ِÙ†ْ دُÙˆْÙ†ِ اللهِ ÙˆَالْÙ…َسِÙŠْØ­َ ابْÙ†َ Ù…َرْÙŠَÙ…َ ÙˆَÙ…َا Ø£ُÙ…ِرُوا Ø¥ِلاَّ Ù„ِÙŠَعْبُدُوا Ø¥ِÙ„َÙ‡ًا Ùˆَاحِدًا لاَ Ø¥ِÙ„َÙ‡َ Ø¥ِلاَّ Ù‡ُÙˆَ سُبْØ­َانَÙ‡ُ عَÙ…َّا ÙŠُØ´ْرِÙƒُÙˆْÙ†َ

“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb selain Allah, dan (mereka juga mempertuhankan) Isa Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya diperintah menyembah Ilah yang Esa, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (At-Taubah 31)

Penjelasan per-kata:

Orang-orang alim mereka: ulama mereka.

Rahib-rahib mereka: pendeta mereka.

Sebagai Rabb selain Allah: yang disembah selain Allah Subhanahu wata’ala.

Isa al-Masih putera Maryam: beliau adalah Hamba Allah dan Rasul-Nya, Isa ‘alaihissalam.

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Ilah yang Esa: Allah Ta’ala memerintah mereka melalui lisan rasul-Nya agar hanya menyembah-Nya saja.

Penjelasan global:

Allah Subhanahu wata’ala mengkabarkan kepada kita dengan ayat ini bahwasanya orang-orang Yahudi dan Nashara telah menyimpang dari jalan yang lurus dan mengambil peribadahan yang tidak diperintahkan dengannya, maka mereka menjadikan para ulama dan ahli ibadah di kalangan mereka sebagai Rabb selain Allah. 

Artinya, ketika para ulama dan ahli ibadah itu menghalalkan untuk mereka apa yang diharamkan oleh Allah, mereka mengikuti penghalalan tersebut. Dan ketika mereka mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah mereka juga mengikuti pengharaman tersebut. 

Bahkan ketika para ulama dan ahli ibadah tersebut menetapkan suatu syariat yang baru dalam agama mereka yang bertentangan dengan ajaran para Rasul itu, mereka juga mengikutinya.

Orang-orang Nashara tidak cukup sampai di situ, bahkan menyembah Isa ‘Alaihissalam dan mengungkapkan Isa sebagai “anak Allah” padahal tidak ada perintah di dalam Taurat dan Injil kecuali untuk menyembah Allah semata. Maha Suci Allah dari apa yang dinisbatkan orang-orang yang menyekutukan-Nya.

Faidah Ayat:

1. Tidak boleh taat kepada selain Allah Azza wajalla dalam perkara yang menyelisihi hukum Allah dari perbuatan menyekutukan-Nya.

2. Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam perkara maksiat kepada sang khaliq.

3. Tidak teranggap suatu amalan shalih kecuali memenuhi 2 syarat: ikhlas dan mencontoh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam.

4. Tidak ada ulama yang ma’shum.

5. Penjelasan penyimpangan orang-orang Yahudi dan Nashara dari agamanya yang shahih.

6. Keberadaan ulama yang sesat atas umat ini.

(Al Jadid Syarhu Kitabut Tauhid, Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Sulaiman Al Qar’awi)



.

Posting Komentar

1 Komentar

selalu santun dan layak dibaca