Ticker

12/recent/ticker-posts

S.M KARTOSUWIRJO DAN KASMAN SINGODIMEJO

S.M KARTOSUWIRJO DAN KASMAN SINGODIMEJO
Oleh
Nunu A Hamijaya

‘Ketahuilah! Bahwa perjuangan yang kami usahakan hingga berdirinya Negara Islam Indonesia itu adalah kelanjutan perjuangan kemerdekaan, menurut dan mengingat Proklamasi 17 Agustus 1945”( SM Kartosuwirjo).

KEVIN W FOGG, seorang peneliti dari Universitas Oxford, Inggris menulis tentang sejarah islam di masa revolusi Indonesia dengan berani memberi judul bukunya INDONESIA’S ISLAMIC REVOLUTION (2020). Namun, dengan alasan tertentu, kemudian sedikit ‘dijinakkan’ oleh Penerbit Noura Books dengan frasa “spirit Islam”menjadi “Spirit Islam pada Masa Revolusi Indonesia”, menulis ulang tentang perjuangan Jihad DI/TII - nya SM Kartosuwirjo dalam kaitannya dengan Revolusi Indonesia, menyatakan :

‘Ketahuilah! Bahwa perjuangan yang kami usahakan hingga berdirinya Negara Islam Indoesnia itu adalah kelanjutan perjuangan kemerdekaan, menurut dan mengingat Proklamasi 17 Agustus 1945”( SM Kartosuwirjo)

KASMAN SINGODIMEJO, seorang politisi dari Partai Masjoemi, yang terlibat bersama Ki Bagoes Hadikusumo dalam peristiwa dihapusnya 7 Kata dalam Mukadimah UUD 1945 hasil Panitia BPUPK , yang saat itu menjabat Kepala Pengadilan Militer Indonesia menulis surat kepada Menteri Pertahanan sebagai jawaban dalam pemeriksaan tentang seruan S.M. Kartosoewirjo mengatakan,

“Pengumuman Perang Sabil oleh SM Kartosuwirjo menurut kaca-mata agama, terutama berdasarkan keadaan darurat, boleh tidak salah. Berdasarkan politik negara yang menghadapi revolusi nasional sekarang ini, disandarkan pula pada anjuran dari pihak pemerintah untuk mengadakan perjuangan pembelaan yang total.(volksdefensie) dan gerilya rakyat, maka tindakan S.M. Kartosuwirjo itu telah pada tempatnya.Pemerintah tidak bisa lain daripada bersyukur kepada Allah, yaitu Tuhan Yang Maha Esa Republik Indonesia sebab putra-putranya ada yang berani dan perwira semacam S.M. Kartosuwirjo.

(Sumber : Surat dari KASMAN SINGODIMEJO,22 Oktober 1947, bersama DENGAN BURHANUDIN HARAHAP mengemukakan pembelaan atas Darul Islam dihadapan komando TNI pada Desember 1948.(Sumber ANRI RA10,Documenten,#218.

SAYYID KH BAHRUDDIN AZMATKHAN : Antara Guru dan Murid

Siapakah KH Badhrudin Azmatkhan? Apa kaitannya dengan SM Kartosuwirjo?Publik mungkin baru mengenal nama ini.

Gelar AZMATKHAN sudah tidak banyak diketahui orang karena para tokohnya memang tidak menyematkan marga di namanya dan karena mereka sudah menikah dengan pribumi dan mendapat gelar seperti kiai haji, raden atau tubagus.

Azmatkhan marga yang dimaksud, (bahasa Arab: عظمات خان; Transliterasi: Aẓamāt Khān) al-Husaini, juga dieja Azmat Khan, al-Azhamatkhan atau al-Azhamat Chan (bahasa Urdu: عظمت خان) adalah salah satu marga komunitas Hadramaut yang banyak tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Nama Azmatkhan berasal dari penggabungan dua kata dalam bahasa Urdu, Azmat yang berarti mulia atau terhormat; dan Khan yang memiliki arti komandan, pemimpin, atau penguasa. Mereka merupakan keturunan dari SAYYID ABDUL MALIK AZMATKHAN bin Alawi Ammul Faqih, keturunan Husain bin Ali. Sayyid Abdul Malik berimigrasi dari Hadhramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadhramaut (baca: habib ).

Menurut SAYYID SALIM BIN ABDULLAH ASY-SYATHIRI AL-HUSAINI , keluarga Azmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo) adalah dari Qabilah Ba’Alawi asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara untuk berdakwah.

WALISONGO adalah keturunan Habaib dari marga Adzmatkhan. Silsilah tersebut diawali dengan Sunan Gresik atau lebih dikenal dengan MAULANA MALIK IBRAHIM. Beliau adalah putra ulama Persia, bernama MAULANA JUMADIL KUBRO, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad SAW.

Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Azmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara. Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Azmatkhan adalah Kesultanan Banten, Kesultanan Palembang, Kesultanan Pajang, dan Kerajaan Sumedang Larang. Sedangkan di Kerajaan ada Champa, Kerajaan Pattani, Kesultanan Kelantan, Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak, para keturunan Azmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.

SAYYID K.H. BAHRUDDIN AZMATKHAN

Sayyid Bahruddin yang dikenal sebagai ulama ahli nasab keturunan Walisongo (lahir tahun 1899 M wafat 1992 M ) dan berasal dari BANYUWANGI, JAWA TIMUR juga merupakan satu dari sekian banyak murid dari HOS TJOKROAMINOTO ( lahir 16 Agustus 1883) yang hampir-hampir dikenal dalam “sejarah formal”. Ayahnya yaitu SAYYID ABDURROZAQ. bin SAYYID MUSTOFA bin SAYYID MUJTABA dan terus sampai kepada SAYYID ABDUL MALIK AZMATKHAN dan Rasulullah SAW.

Beliau memang sengaja dipersiapkan HOS TJOKROAMINOTO untuk tidak banyak bicara namun tugas beliau adalah menyimpan dan menulis berbagai macam data pemikiran HOS TJOKROAMINOTO Beliau bahkan banyak mencatat ajaran dan beberapa pemikiran dari beliau , bahkan Sayyid Bahruddin banyak memegang sanad keilmuan yang dimiliki oleh Guru Bangsa ini.Salah satu bidang ilmu yang diwariskan HOS Tjokroaminoto kepada Sayyid Bahruddin adalah Ilmu Sejarah dan Ilmu Nasab (disamping juga ada beberapa sanad keilmuwan lain).

Pertemuannya dengan SM KARTOSUWIRJO

Sejarah mencatat, bahwa S.M. Kartosuwirjo adalah sekretaris pribadi HOS Tjokroaminoto. Tentu saja wajar jika beliau mengetahui siapa saja yang menjadi orang-orang dekatnya Sang Guru Bangsa tersebut. Beliau adalah pemegang rahasia termasuk catatan-catatan penting HOS Tjokroaminoto.

Pada 1919, saat mengikuti orangtuanya ke BOJONEGORO inilah SM Kartosuworjo bertemu dengan NOTODIHARJO, tokoh Muhammadiyah. Pada tahun itu pula, SM Kartosuwirjo berkenalan dengan SAYYID BAHRUDDIN AZMATKHAN.

Dari beliau lah, S.M. Kartosuwirjo ngaji kitab-kitab berbahasa Arab bertemakan politik. Ngajinya pun bersifat tematik, tidak seperti di pesantren.Karya berbahasa Arab-nya yaitu SYARAH SYARAH KITAB AHKAMUS SULTHANIYAH karya Imam Al Mawardi ditulis tahun 1923, saat-saat menamatkan ELS (Europeesche Lagere School) pada 1923, dan pindah ke SURABAYA melanjutkan studinya di sekolah kedokteran kolonial di Surabaya, Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS). Di NIAS inilah SM Kartosuwirjo terjun ke dunia pergerakan politik , yakni dengan bergabung dalam Jong Java pada 1923.

Adapun awal pertemuannya dengan HOS Tjokroaminoto di Surabaya adalah antara tahun 1926-an hingga diangkat sebagai sekretaris pribadinya (1927).

SM Kartosuwirjo, selain menguasai Bahasa Arab , juga Inggris, Belanda dan Perancis secara baik. Bahkan banyak tulisan beliau yang dititipkan ke Habib Bahruddin ditulis dalam bahasa Arab dan Belanda. Semua tulisannya dititipkan kepada SAYYID BAHRUDDIN AZMATKHAN sebelum tahun 1962.

Posting Komentar

0 Komentar