kab. Bogor satunusaindonesia.com
Henkir Alam |
Kali ini Henkir Alam yang bekerjasama dengan penerbit Filomedia memberanikan diri untuk tetap berkarya dalam buku secara fisik. Maka diluncurkan tiga buku novel yang bertema petualangan. Yang pertama dengan Judulnya, Jejak Kaki Negeri Impian Malaysia. Kedua, novel merupakan dwilogi pertama, Kemelut Api Di Batukarut. Dan yang ketiga dwilogi kedua, Sentuhan Kasih Di Lingkar membara, ungkap Hengkir Alam.
Sistem penjualan buku tersebut dilempar ke masyarakat dengan cara Pre Order (PO) itu artinya jika buku tersebut ada yang order 10 exemplar maka akan dicetak sesuai order. PO pun selalu diberi waktu, batas pertama dan batas akhir. Disamping itu penulis diberi kesempatan untuk menjual bukunya sendiri ke pasaran. Jika penerbit berhasil menjual, maka penulis akan mendapat royaltinya.
Henkir Alam tinggal di Kp Cigewor RT 02/06 desa Kampung Sawah Kec. Rumpin Kab. Bogor
penerbitnya Filomedia yang beralamat Jl. Otto Iskandar Dinata, Kel. Bojong Herang, Kec. Cianjur, Jawa Barat 46182
RESENSI BUKU
1. Jejak Kaki Negeri Impian Malaysia
Bekerja di luar negeri itu menyenangkan menurut pendapat dua orang sahabat, Sungkir dan Miing. Untuk meraih impiannya itu mereka tiba di tanah jiran Malaysia, yang dalam perjalanannya tak terduga, dan mencengangkan. Mereka bisa bekerja di sana dengan pernak-pernik yang tiada sesuai dengan harapannya. Syarat mutlak sebagai pekerja di Malaysia pun tidak terpenuhi. Akhirnya mereka terjebak dalam pekerjaan yang berat di pedalaman hutan bakau, yang wilayahnya terlempar dari Malaysia.
Nasib yang berbeda dialami dua sahabat itu. Sungkir di tengah-tengah pekerjaan yang berat, telah mempunyai penyemangat hidup dalam bekerja, yaitu Asih. Ya, dialah gadis yang telah menjadi kekasih Sungkir, sehingga membuat cara kerja Sungkir fokus dan lancar. Sementara Miing bernasib naas, entah apa yang ada dalam fikirannya sehingga ia tidak fokus? Akibatnya dengan bertubi-tubi ia mengalami musibah. Beberapa kali ia harus masuk ruang perawatan, yang membuat hutang-hutangnya semakin bertumpuk.
Sebetulnya ada apa dibalik pekerjaannya yang berat itu? Barangkali sistem dahulu kala telah terjadi lagi, tentang perbudakan yang diperjual-belikan. Atau perbedaan zaman now dengan menyebutkan istilah lain ‘perbudakan zaman milenial.’ Sistem seorang budak bisa menebus dirinya sendiri dengan tenaganya, dan ia bisa bebas. Sedangkan kalau tidak bisa, ia akan terus menjadi budak hingga bisa mencapai kebebasan dengan tebusan dirinya sendiri.
Sungkir yang bernasib baik telah dapat menebus dirinya dan bebas. Lalu melanjutkan niatnya untuk melanjutkan hidup dengan kekasihnya. Namun apa yang terjadi? Rupanya ada penghalang yang membuat hubungan mereka terpisahkan. Walau apapun yang terjadi Sungkir tetap berusaha untuk mendapatkan kekasihnya kembali. Sementara Miing yang terlibat dengan hutang-hutangnya tentu saja tak dapat membebaskan dirinya. Walau pun demikian Miing tetap berusaha agar bisa membebaskan dirinya dengan cara apa saja yang ia bisa. Kedua sahabat itu masing-masing berfikir keras untuk mencari jalan keluarnya. Keduanya bertemu dan bahu-membahu untuk mencapai itu semua.
Berhasilkah kedua sahabat itu meraih impiannya? Yuk, kita ikuti saja pelan-pelan untuk mengetahui petualangan mereka sampai tuntas.
2. Kemelut Api Di Batukarut
Semua yang dikerjakan tidak terlalu mulus, dia yang masih muda sudah mulai berfikir dewasa untuk mengatur para pekerja. Namun tantangan dan rintangan datang dari orang disekitarnya, bahkan sangat dekat sekali.
Cobaan dan godaan datang menerpa bukan hanya di bidang pekerjaan saja, juga terjadi dalam bidang pergaulan. Jika seorang pemuda tentu ada hubungannya dengan seorang gadis. Lihar dan Yeti menjalin cinta. Namun cintanya tak semulus dengan apa yang direncanakan. Keriuhan terjadi di Batukarut akibat Yeti cemburu buta.
Lihar merasa putus asa. Dalam keadaan goyah ia tak dapat memperhatikan cinta gadis lain, yaitu Ina dan Yeti Benteng. Yang difokuskan hanya cinta kepada Yeti Batukarut, yang sebetulnya sudah tak mungkin diraihnya. Hatinya benar-benar tergoncang, ditambah dengan masalah perusahaan yang banyak kejadian tak masuk akal yang menimpa para pekerjanya dan dirinya. Selanjutnya langkah apa yang ia harus lakukan untuk mempertahankan semuanya, yuk kita ikuti Kisah Cinta Di Batukarut episode 1 ini.
3. Sentuhan Kasih Di Lingkar Membara
Kali ini Lihar harus dapat berfikir keras, karena perusahaan yang ia pegang sudah mendekati ambang kehancuran. Tentunya ia harus berusaha, bagaimana caranya memulihkan perusahaan yang dipercayakan kepadanya? Dalam kekalutannya itu ia berkenalan dengan gadis Cibogo. Kehadiran gadis ini membawa sentuhan kasih dan semangat yang membara untuk meraih cita-citanya.
Namun hubungan Lihar dan Iin tak semulus yang diharapkan. Diantaranya ada cinta segitiga yang mengganggu hubungan mereka. Iin terperangkap cinta lelaki lain, sedangkan Lihar hampir terperosok bersama gadis lain yang mencintainya. Di luar dugaan tindakan Lihar selanjutnya justru membuat gadis itu insyaf, berhijab, dan masuk pesantren.
Sementara Lihar kembali tetap berhubungan dengan Iin. Ada beberapa siasat agar hubungan dengan kekasihnya lancar. Pertama ia harus mencari cara untuk membebaskan kekasihnya dari perangkap cinta paksaan dari lelaki lain. Yang kedua ia harus menghadapi preman yang mengancamnya. Dan yang ketiga ia harus bisa menghindari para pemuda yang ingin mencelakai dirinya.
Pada saat seperti itu akhirnya Lihar tak berdaya ketika menghadapi perusahaan yang dipertahankannya tumbang jua. Hal itu membuat Lihar dan Iin harus berpisah. Namun mereka tak menyerah, perpisahan itu bukan akhir segalanya, justru mereka saling janji untuk mengukuhkan hubungan pada jenjang pernikahannya kelak. Namun ada satu peristiwa genting yang membuat Iin harus bertindak nekad.
Sebetulnya apa yang terjadi pada kedua insan itu, sehingga Iin berbuat nekad? Dan apa yang menyebabkan perusahaan Lihar akhirnya tumbang jua setelah dipertahankan dengan sekuat daya ? Yuk, kita ikuti saja Kisah Cinta Di Batukarut episode 2 ini. Semua akan terjawab dengan tuntas./krd/red.
2 Komentar
Semangat untuk berkreasi dlm bentuk buku di era digitalisasi..
BalasHapusTetap semangat
Hapusselalu santun dan layak dibaca